Sabtu, 20 Agustus 2011

Kalau Kupu-kupu Saja Bisa Berubah, Kenapa Kita Tidak?


Lihatlah kupu-kupu, terutama yang memiliki warna sayap indah, bentuk awalnya tentu bukanlah demikian. Tadinya dia hanya kepompong, berubah menjadi ulat lalu terus bermetamorfosis hingga menjadi kupu-kupu yang bisa terbang indah. Saat berbentuk kepompong, tidak banyak orang meliriknya. Apalagi saat menjadi ulat, sebagian besar orang bahkan mungkin enggan membayangkannya, karena dianggap menjijikkan. Tapi setelah menjadi kupu-kupu yang indah, banyak orang tertarik menyentuhnya.

Terlepas dari siklus alamiah seekor kupu-kupu, perubahan bentuk membuatnya bertahan hidup hingga memiliki daya pikat tersendiri. Andai kepompong tadi tidak berubah wujud, dia akan terus terlihat buruk dan ujungnya mati bersama keburukan itu. Kalau tidak berubah secara berkelanjutan, suatu saat dia tidak akan jadi apa-apa.    
  
Demikian juga manusia, bila tidak mengubah diri terus-menerus, tidak akan mencapai kemajuan apa pun. Perubahan adalah kata kunci kalau ingin memperbaiki diri. Secara ekstrem, bahkan ada kalimat bijak yang mengatakan, “Berubah atau mati”. Pesannya cuma satu, kalau ingin mengubah hidup Anda harus lebih dulu mengubah diri. Dan kalau ingin mengubah diri, mantapkan dulu persepsi Anda tentang perubahan itu. (EP) 
**Sumber foto: http://stat.kompasiana.com

 

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More